WONOGIRI – Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Astuti (STAIMAS) Wonogiri menyelenggarakan Seminar Peran Penyuluh Agama Islam untuk Mencegah Stunting di Wonogiri.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Hari Ibu, Rabu, 22 Desember 2021 itu menghadirkan peserta Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri.
Selain luring di Aula Kampus STAIMAS Wonogiri, seminar juga dilakukan secara virtual melalui Zoom Meeting.
Hadir sebagai pembicara Anggota Komisi VIII DPR RI, Hj Endang Maria Astuti, SAg, SH, MH dan Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag, H Fauzi Rokhman Jauhari S.Ag, MPd.I.
Selain itu, Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Kabupaten Wonogiri, Siti Mawarni, S.Kep Ns dan Ketua Komunitas Wonogiri Peduli ASI (Kowpas), Ruslina Dwi Wahyuni, S.Sos, M.AP.
Ketua STAIMAS, Atik Nurfatmawati, SE, M.I.Kom berharap sinergi perguruan tinggi Kemenag dan Dinkes bisa terus terjalin untuk mendukung program-program pemerintah. Salah satunya mensuksuskan Sustainable Development Goals (SDGs).
Atik menuturkan di STAIMAS ada empat Prodi yang siap berkolaborasi untuk melaksanakan berbagai kegiatan terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Keempat Prodi itu adalah KPI, Hukum Tata Negara (HTN), Ekonomi Syariah (ES) dan Pendidikan Agama Islam (PAI).
“Terkait seminar Peran Penyuluh Agama Islam untuk mencegah stunting, mari sama-sama membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya seribu HPK atau Hari Pertama Kehidupan,” imbuh Atik dalam sambutan pembukaan.
Plt Kakemenag Wonogiri, H. Haryadi, S.Ag. MSi yang hadir melalui Zoom Meeting dari Lampung mengajak seluruh penyuluh agama Islam untuk berkontribusi mencegah stunting.
“Untuk berkonrtibusi membangun kesehatan, mari melalui bidang kita masing-masing laksanakan kegiatan di lapangan ikut mencegah stunting,” imbuh Haryadi.
Dia mengingatkan seluruh peserta agar masyarakat diberi pengertian tentang bahaya stunting. Yaitu, akan mempengaruhi fisik anak dan perkembangan kesehatannya.
“Masalah stunting perlu perhatian bersana. Mari keroyok bersama. Kami menyambut baik upaya yang dilakukan STAIMAS dengan menggandeng Kemenag,” ucap Haryadi.
Dia berpesan pentingnya umat untuk meninggalkan anak keturunan yang kuat dan cerdas.
Sangat Strategis
Endang menyoroti peran penyuluh yang sangat strategis sebab langsung berhadapan dengan masyarakat.
“Para penyuluh harus punya banyak ilmu. Perlu orang-orang cerdas dan berilmu untuk menyampaikan kepada masyarakat tentang bahaya stunting. Pemerintah sudah berupaya meningkatkan honor penyuluh non PNS,” ujarnya.
Fauzi mengingatkan peran penyuluh agama Islam sesuai tugas, pokok dan fungsi.Tiga tupoksi mereka adalah informatif dan edukatif, konsultatif, serta advokatif.
Fauzi mengajak para penyuluh agama Islam mendukung target pemerintah menurunkan angka stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen.
“Peran penyuluh supaya dimaksimalkan dengan memberdayakan masyarakat dan mendukung apa yang sudah menjadi kebijakan pemerintah. Perlu ikhtiar dan doa untuk menumbuhkan anak berkualitas,” ujar Fauzi.
Pada acara yang dimoderatori Kaprodi KPI, Nadhiroh, S.Sos.I, M.I.Kom itu, Siti menyampaikan materi tentang Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin.
Siti menekankan pentingnya gerakan masayrakat hidup sehat dan sosialisasi kepada calon pengantin sebelum menikah tentang berbagai hal seputar kesehatan reproduksi.
Dikemukakan dia, ada lima poin penting informasi yang perlu disampaikan tentang kehamilan, persalinan dan nifas.
“Informasi-informasi itu yaitu soal kehamilan, program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, persalinan, perawatan pasca persalinan dan pemberian ASI,” terang Siti.
Informasi seputar ASI lebih lanjut di bahas Lina. Dia berharap para penyuluh agama Islam berperan mendukung para ibu sukses menyusui bayinya secara eksklusif.
“Menyusui bukan hanya urusan ibu-ibu. Bapak-bapak pun perlu tahu. Sebab, banyak faktor yang mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui. Para penyuluh bisa menyampaikan di khotbah Jumat, pengajian dan sebagainya,” tambah Lina. *