Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Bermain sambil belajar. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anak. Berawal dari rasa prihatin melihat sebagian anak-anak yang bermain gadget dan asal bermain, salah satu dosen STAIMAS Wonogiri, Ruslina Dwi Wahyuni, MAP merasa terpanggil untuk mendampingi anak-anak itu. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (Abdimas), ia ingin bisa menebar manfaat untuk masyarakat.
Pada Selasa (16/2) kemarin, perempuan yang akrab disapa Lina itu mengajak beberapa anak yang biasa bermain-main di sekitar rumahnya untuk nonton bareng (Nobar). Dia siapkan film-film yang berbobot untuk mereka tonton di Desa Pencil RT.02/RW 03 Kelurahan Wuryorejo Kecamatan Wonogiri. Di antaranya film pendek berdurasi delapan menit berjudul Subur itu Jujur yang pernah menjadi salah satu pemenang dalam Anticorruption Film Festival.
Selain itu, anak-anak juga menyaksikan Film kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan dan bisa hidup didalam perut ikan karena mukjizat dari Allah.
Anak-anak tampak antusias menonton tayangan demi tayangan. Kadang mereka tertegun ketika melihat adegan yang serius. Mereka tertawa gembira ketika melihat tayangan yang lucu. Bocah-bocah itu semakin semangat ketika ada hadiah bagi siapa saja yang bisa menjawab pertanyaan.
“Saya ingin mereka bisa bermain tapi yang berfaedah. Melalui film-film itu, saya ingin mengajarkan pola perilaku seperti tanggung jawab, disiplin, jujur dan sebagainya. Misal melihat film kisah Nabi maka keteladanan apa yang bisa diambil. Saya ingin mereka bisa bisa ngaji bareng, belajar bareng, nonton bareng,” ujar Lina yang pernah mengikuti Pengembangan Kapasitas Dosen Anti Korupsi yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Lina yang pernah menulis di klinik Jurnal Integritas Anti Korupsi KPK itu berharap anak-anak dapat memetik pelajaran dari film-film tersebut. Di antaranya tugas anak sekolah adalah belajar, patuh kepada bapk ibu guru dan jujur.
“Sing penting ora ngapusi atau jujur. Ketika mendapat tugas sekolah harus tanggung jawab, tidak pleh curang dan jujur. Anak-anak juga supaya suka membantu dan peduli terhadap lingkungan. Rencana yang pekan depan ada lagi sudah saya agendakan sehingga bisa variatif dan anak antusias tidak bosan, bisa memahami maknanya, bisa mengena ke dalam diri dan kehidupan sehari-hari,artinya bs menanamkan nilai-nilai integritas dalam diri anak sedini mungkin dan yang menyenangkan. Pekan depan insya Allah gantian anak-anak putri,”terang Lina.
Dia mengatakan pendampingan kepada anak-anak itu akan rutin dilaksanakan. Lina menyebutkan kegiatan itu diadakan secara bertahap dan hanya melibatkan sedikit anak dengan tetap mematuhi protokoler kesehatan.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STAIMAS Wonogiri, Dewi Agustini, S.Sos, MM menyambut baik kegiatan Abdimas dosen. Dewi menyakan orang tua memang sangat penting fokus di pendidikan karakter dulu sebelum anak usia SMA. “Semakin dini semakin efektif pendidikan karaker,” lanjutnya.
Dewi menyatakan abdimas merupakan kegiatan yang penting sekali untuk Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi dosen. Ia berharap ke depan karya-karya dosen semakin di rasakan manfaatnya bagi masyarakat. “Di Wonogiri masih butuh sekali pendampingan oleh orang-orang yang berpendidikan,” ucapnya.
Categories: