Kemampuan berbicara di depan harus dimiliki oleh penyuluh agama Islam, karena ini merupakan tugas utama, saat menyampaikan materi kepada masyarakat, bukan hanya sekedar bicara, tapi harus bersifat persuasif dan mudah dipahami. Hal tersebut disampaikan Ruslina Dwi Wahyuni, S.Sos., M.A.P, Dosen Hukum Tata Negara STAIMAS Wonogiri.
“Kemampuan berbicara di depan banyak orang harus dilatih terus, bisa anda lakukan dengan berlatih secara mandiri,” tuturnya Lina.
Latihan yang bisa dilakukan, dalam paparan Lina, menuturkan bisa diawali dengan berlatih dengan olah vocal, melatih artikulasi, dan intonasi, “Teman-teman bisa berlatih lihat di Youtube tutorial di youtube sudah banyak, latih setiap hari,” imbuh mahasiswa Program Doktor Universitas Islam Sultan Agung, Semarang ini.
Lina melanjutkan, dengan banyak berlatih dan semakin sering berbicara di depan umum, kemampuan berbicara di depan umum juga semakin terasah, “Para penyuluh pasti sudah sering tampil di depan umum, jadi kalian juga harus meningkatkan keterampilan public speaking agar audience yang mendengarkan juga tidak bosan.
Pemateri selanjutnya, Nadhiroh, S.Sos.I., M.I.Kom, meminta para penyuluh untuk aktif menulis, “Menulis itu keterampilan yang tidak semua orang bisa, tapi para penyuluh disini wajib bisa menulis,” terangnya.
Nadhiroh memberikan tips menulis dengan memperbanyak bacaan dan menulis dari poin-poin penting terlebih dahulu,”Salah satu Teknik penulisan adalah tulis yang terpenting dahulu, tulis di paragraph awal, selanjutnya ditambah informasi lainnya untuk menunjang poin awal, dan pada penutup bisa anda tulis kesimpulan dan tambahan informasi yang tidak terlalu penting,” tutur Nadhiroh.
Plt Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAIMAS Wonogiri ini, memberi tugas kepada seluruh penyuluh yang hadir untuk mengirimkan tulisannya dan nantinya akan dinilai oleh semua pemateri. “Silahkan teman-teman menulis lalu kirim ke kami,” jelasnya.
Selanjutnya, Tutut Nur Trias Wijayanti, S.S.T.,M.I.Kom, yang memberi materi mengenai videografi, meminta bahwa penyuluh harus aktif di media social, “Saya kira penting untuk saat ini para penyuluh aktif memberikan penyuluhan melalui media social,” jelasnya.
Oleh karena itu, Alumni Magister Ilmu Komunikasi UNS ini juga meminta agar penyuluh mempunyai kemampuan videografi, “Tidak sulit untuk belajar videografi,” terang Tutut.
Menurut Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIMAS Wonogiri ini, videografi merupakan gabungan kemampuan menulis dan public speaking, “Videografi itu sama seperti bercerita dengan suara dan gambar,” imbuhnya.
Namun, membuat video tidak boleh asal, harus ada tekniknya, pengambilan ganbar tidak boleh terlalu lebar atau dekat, tidak boleh kecil sekali dan tidak boleh besar sekali. “Pengambilan gambar harus bagus, agar yang melihat juga nyaman, kalua gambarnya membuat tidak nyaman bisa jadi videonya tidak dilihat,” tutur Tutut.
Sebagai informasi, kegiatan ini dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri dalam rangka Pemilihan Penyuluh Agama Islam Award Tahun 2023 dengan tema “Penyuluh Agama Islam Berkarya, Indonesia Jaya”. Kamis (8/6/2023). (yos)