Editor: Dody Bayu Prasetyo
TIMESINDONESIA, WONOGIRI – Ajang bergengsi Piala Eropa (Euro) 2020 akan dihelat, Sabtu (12/6/2021) sekitar pukul 02.00 WIB. Laga perdana kompetisi tim-tim negara Eropa itu menyuguhkan pertandingan skuad Tim A yaitu Turki melawan Italia di Stadion Omplico. Uero yang diselenggarakan tahun 2021 sebenarnya adalah Euro 2020 yang pelaksanaanya ditunda karena kondisi yang kurang memungkinkan akibat mewabahnya Covid-19.
Penundaan penyelenggaraan Euro 2020 itu tentunya membawa dampak luas bagi seluruh pihak yang terlibat, baik penyelenggara, pelatih, pesepakbola, industri sepakbola dan sebagainya.
Seperti diberitakan suara.com, Jumat (4/6/2021), pada Euro 2020 ini ada 11 stadion dan negara tuan rumah Euro 2020 atau Piala Eropa 2020 yaitu Stadion Johan Cruijff Arena (Amsterdam, Belanda), Stadion Parken (Kopenhagen, Denmark), Puskas Arena (Budapest, Hongaria), Wembley Stadium (London, Inggris), Stadion Olimpico (Roma, Italia), Allianz Arena (Muenchen, Jerman), National Arena (Bukares, Romania), St. Petersburg Stadium (Saint Petersburg, Rusia), Hampden Park (Glasgow, Skotlandia) dan La Cartuja (Sevilla, Spanyol). Kini setelah lebih dari 60 tahun diadakan secara rutin, Euro 2020 akan kembali digelar. Meski harus diundur karena kondisi yang tidak memungkinkan pada tahun lalu, namun gelaran ini tetap akan diadakan pada pertengahan Juni mendatang.
Sebanyak 12 venue telah disiapkan guna menghelat turnamen akbar se-Eropa tersebut. Selain untuk memperingati 60 tahun gelaran tersebut, hal ini juga dilakukan untuk memecah kerumunan menjadi jumlah penonton yang lebih kecil di setiap negaranya. Masing-masing tim yang awalnya hanya berjumlah 23 pemain, pada tahun ini berubah menjadi 26 pemain.
Diakui atau tidak, penyelenggaraan Euro 2020 ini harus lebih hati-hati dibanding tahun-tahun sebelumnya. Protokoler kesehatan (Prokes) mesti diterapkan dan dipatuhi. Masing-masing tim yang awalnya hanya berjumlah 23 pemain, pada tahun ini berubah menjadi 26 pemain. Langkah itu sebagai salah satu upaya jika ada pemain yang positif Covid-19. Publik yang ingin menonton langsung di stadion pun harus bisa menerima kebijakan di masing-masing negara. Mereka menerapkan aturan yang berbeda tentang jumlah penonton dengan pertimbangan kondisi masing-masing tempat.
Pro kontra dari berbagai pihak tidak menyurutkan pelaksana untuk mempersiapkan beberapa rencana untuk mensukseskan kompetisi yang dinanti-nanti pecinta sepakbola di dunia. Siaran sepakbola menjadi salah satu agenda yang ditunggu para penggemarnya. Kelihaian para pesepakbola mengolah si kulit bundar menjadi hiburan tersendiri bagi para penonton. Ada sebuah kebahagiaan melihat penampilan tim-tim favorit mereka.
Bangkit dari Covid-19
Di sebagian negara, sedikit demi sedikit sudah mulai pulih dari dampak Covid-19. Masyarakat tentu berharap bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasanya. Ada kejenuhan atau kebosanan karena terbatasnya gerak dan mobilitas. Seiring perkembangan waktu, kemampuan untuk beradaptasi semakin bertambah meski tetap harus menerapkan Prokes dan meningkatkan kewaspadaan.
Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram dalam bukunya Menelusuri dan Menguak Nilai-Nilai Luhur Olahraga menyebutkan di antara warisan terbesar olahraga yaitu komunikasi, interaksi dan integrasi sosial, persahabatan dan rasa kebersamaan. Nilai-nilai luhur ini mengambil peran yang sangat penting di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang majemuk, dan di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat yang semakin dinamis. Di tengah-tengah masyarakat yang majemuk dan kehidupan sosial yang semakin dinamis, konflik dan ketegangan sosial dapat terjadi. Dalam kaitan ini, olahraga dapat menjadi suatu wadah yang memfasilitasi terjadinya komunikasi dan sosialisasi berbagai hal yang menyangkut kepentingan masyarakat. Olahraga menawarkan dan menjanjikan banyak hal yang positif yang dibutuhkan manusia, baik untuk kesehatan, kesegaran jasmani, kegembiraan, ketegangan, sensasi, sosialisasi diri, komunikasi dan interkasi sosial.
Euro 2020 ini menjadi sebuah ajang pembuktian kepada masyarakat dunia di tengah-tengah maraknya kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia. Apabila berhasil dan sukses, tidak menutup kemungkinan bakal menjadi contoh untuk pelaksanaan kompetisi-kompetisi di tingkat-tingkat dunia lainnya.
Seluruh pihak yang terlibat dalam Euro 2020 ini mesti solid, bersatu dan mendukung agar kompetisi ini berhasil menjadi sarana komunikasi bangkit dari Covid-19 dari dunia olahraga. Tetap semangat, tetap berharap kondisi semakin membaik dan terus meningkatkan upaya untuk mentaati Prokes. Salam Olahraga. (*)
Penulis: Nadhiroh, S.Sos.I, M.I.Kom, dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Astuti (STAIMAS) Wonogiri
Opini ini sudah dimuat di https://www.timesindonesia.co.id/read/news/352211/euro-2020-sarana-komunikasi-bangkit-di-masa-covid19